Harga BBM : Premium Naik Rp 5.800, Solar Rp 5.500 per Liter

Minyak tanah menyentuh Rp 3.100 per liter
Premium Naik Rp 5.800, Solar Rp 5.500 per Liter

Setelah lama menunggu, akhirnya pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan ki-saran kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Kenaik-an BBM dipastikan mencapai 28,7 persen. Dengan demikian, harga premium (bensin) akan berkisar Rp 5.791,5 atau di-bulatkan Rp 5.800. Sedang-kan harga solar naik menjadi Rp 5.534,2 atau dibulatkan Rp 5.500.
Untuk minyak tanah, meng-alami kenaikan dari Rp 2.400 per liter menjadi Rp 3.100 per liter dengan kenaikan 28,7 persen. Dengan demikian ter-jadi kenaikan harga berkisar Rp 600-an. Untuk premium dan solar terjadi kenaikan Rp 1.200-an dari harga sebelumnya.
Meski prosentasi kenaikan BBM sudah dipastikan, na-mun pengumuman resmi ke-naikan baru akan dilakukan setelah evaluasi pengucuran Bantuan Langsung Tunai (BLT) beres dilakukan pemerintah. Hal ini disampaikan Menkeu Sri Mulyani dalam jumpa pers di Gedung Depkeu, Jalan La-pangan Banteng, Jakarta, Ra-bu (21/05). “Angka itu sudah final (28,7 persen),” ujarnya men-jawab pertanyaan wartawan.
“Besok lusa (23 Mei, red) men-teri terkait akan dikumpulkan oleh presiden, kan BLT besok (hari ini, red) dicairkannya lewat kantor pos, nanti kita lihat evaluasinya dan pengumuman kenaikan akan diumumkan saat itu juga,” tambahnya
Sementara itu, dengan ke-naikan harga BBM sekitar 28,7 persen, maka subsidi BBM yang masih dipikul pemerin-tah mencapai Rp 141 triliun. Sementara dana yang alokasi untuk program kemiskinan mencapai Rp 100 triliun.
“Tapi kalau dilihat, subsidi BBM ini masih cukup besar dengan kenaikan harga BBM 28,7 persen. Jadi dalam hal ini pemerintah masih besar pengeluaran subsidinya untuk masyarakat menengah ke atas melalui subsidi BBM ini,” kata Sri Mulyani.
Menurut Menkeu, porsi dana alokasi untuk program kemis-kinan dan subsidi BBM me-mang belum ideal. Namun pe-merintah tak bisa menaikkan harga BBM terlalu besar kare-na bisa meningkatkan beban masyarakat. “Karena itu ini merupakan pilihan yang berat buat pemerintah,” katanya.
Terkait dampak kenaikan harga BBM, menurut Sri Mul-yani memang akan menghan-tam Indeks Kepercayaan Kon-sumen (IKK). Ini berdasarkan pengalaman saat kenaikan harga BBM Oktober 2005 lalu. “Berdasarkan pengalaman tahun 2005, sebelum kenaik-an, Indeks Kepercayaan Konsu-men menurun karena APBN kita terlalu banyak menang-gung subsidi. Namun setelah BBM dinaikkan, indeks keper-cayaan itu kembali membaik dalam waktu dua bulan,” terang Menkeu.
Terkait daya beli masyara-kat, Menkeu meyakini angka-nya tidak terlalu banyak ber-pengaruh. Berdasarkan pe-ngalaman tahun 2005, angka penjualan motor dan mobil masih meningkat, demikian juga dengan penjualan ritel. Terkait inflasi, menurut Men-keu yang paling besar adalah di sektor transportasi, pupuk, bahan kimia dan semen.
“Kalau kenaikan 30 persen, inflasi sektor transportasi me-ningkat 10,03 persen pada bu-lan kenaikan harga BBM dila-kukan. Namun pemerintah memperkirakan untuk inves-tasi dan PDB tidak akan ber-dampak besar dengan kenaik-an harga BBM yang maksimal 30 persen,” pungkas Men-keu.(dtc/zal)

sumber berita

Aksi mahasiswa

Berita Asahan ( asahannews )
Pedulinya Mahasiswa terhadap keadaan negara sedari dulu patut kita acungkan jempol, dengan kepedulian mereka banyak hal – hal yang bisa berdampak positif kepada keadaan negara kepada hal yang lebih baik.Namun demikian kita juga mengharapkan perjuangan mahasiswa hendaknya jangan mau ditunggangi kepentingan politik dari seseorang untuk melancarkan aksinya.

Ribut masalah penolakan Penolakan kenaikan BBM sudah sangat meluas , kita tinggal menunggu keputusan dari pemerintah. Sementara mahasiswa tetap bertahan dan tetap tinggal di istana dan diizinkan oleh presiden.Demonstrasi akan kembali digelar mahasiswa sampai mendapat jawaban dari presiden tentang tuntutan mahasiswa

Kita berharap dampak negatif terhadap keamanan negara diakibatkan masalah BBM tidak terjadi, semoga Pemerintah mengambil sikap yang terbaik dan dapat diterima masyarakat